Umumnya orang mengonsumsi buah pala dalam bentuk manisan, sementara bijinya dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Tetapi, biji pala ternyata memiliki khasiat lebih dari sekadar bumbu dapur, ia dapat mengobati diabetes.
Menurut Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., biji pala (Myristica fragrans Hout) memiliki kandungan agonis ganda PPAR alfa dan PPAR gamma, yang bermanfaat untuk penyakit diabetes. Penelitian pengajar di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) ini menunjukkan, penderita diabetes akan mendapatkan khasiat biji pala yang lebih baik jika mengonsumsi ekstraknya dalam bentuk tablet. Sebab, buah pala juga mengandung zat myritisin dan safrol yang menyebabkan kantuk.
"Untuk itu zat myritisin dan safrol harus dibuang, diperlukan teknik ekstraksi secara farmasi untuk memisahkan zat tersebut," ujar Keri, seperti dilansir situs Unpad, Selasa (2/10/2012).
Keri pun berhasil membuat obat antidiabetes dari ekstrak biji pala tersebut. Dia bertutur, hasil uji fase 1 menunjukkan, kadar gula penderita diabetes yang mengonsumsi tablet ekstrak biji pala yang sudah dibuang myritisin dan safrolnya terlihat membaik, meski dalam persentase yang berbeda-beda. Sementara, efek tablet ini bagi orang sehat adalah memberikan vitalitas yang lebih baik.
Wanita berjilbab ini memulai penelitian ekstrak biji pala sebagai obat antidiabetes sejak 2008 lalu saat dia masih menempuh studi S-2. Hidup di lingkungan keluarga penderita diabetes pun membuat Keri kian termotivasi membuktikan khasiat buah dan biji pala mengobati diabetes.
Ketertarikan Keri pada diabetes sendiri sudah muncul sejak dia baru masuk studi S-1. Keinginan memberikan pengobatan bagi keluarga adalah motivasi awalnya mempelajari lebih jauh khasiat buah pala. Keri kemudian berkesempatan melakukan riset bersama dengan Yonsei University Korea. Penelitian ini menemukan aktivitas ekstrak biji pala sebagai agonis ganda PPAR alfa dan PPAR gamma yang berpotensi mengobati diabetes. Penelitian panjangnya pun dimulai dari sini.
Meski hasil penelitian Keri untuk pembuatan dan penggunaan ekstrak biji pala sebagai anti hiperglikemik, untuk obat antidiabetes pada pasien diabetes tipe 2 mendapatkan hak paten pada 2010 dengan nomor P00201000179, Keri tidak berhenti meneliti. Buah dan biji pala masih menjadi fokus penelitiannya pada studi doktoral (S-3).
Pada 2011, Keri melakukan uji toksisitas sub kronik dan modifikasi ekstrasi dan formulasi. Penelitian tahap selanjutnya pun menghasilkan ekstrak biji pala yang bebas myritisin dan safrol. Kemudian, pada April 2012, Keri mendapatkan Hak Paten atas sedian bahan untuk obat anti dislipidemik menggunakan ekstrak biji pala (Myristica fragrans .Hout) dan metode pembuatannya (P00201100949).
Keri terus melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi formulasi sediaan yang tepat. Keri juga melakukan uji preklinik dan uji klinik untuk mengetahui aktivitas ekstrak biji pala setelah diformulasi, untuk memastikan bahwa formula tersebut tetap stabil sampai ke tangan konsumen. Selain itu, Keri pun menggandeng perusahaan farmasi untuk memproduksi sediaan ekstrak biji pala sebagai neutraseuticael dan antidislipidemik.
Meski ekstrak biji pala terbukti berkhasiat mengobati diabetes, menurut Keri, penatalaksanaan diabetes sendiri biasanya menggunakan dua pilar, yakni terapi nonfarmakologis dan farmakologis. "Pengobatan untuk penderita diabetes melalui tablet ekstrak biji pala itu tergantung dari variasi individunya, terutama dalam menjaga pola makan dan pola hidup," imbuhnya.(rfa)
Sumber: Okezone
Menurut Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., biji pala (Myristica fragrans Hout) memiliki kandungan agonis ganda PPAR alfa dan PPAR gamma, yang bermanfaat untuk penyakit diabetes. Penelitian pengajar di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) ini menunjukkan, penderita diabetes akan mendapatkan khasiat biji pala yang lebih baik jika mengonsumsi ekstraknya dalam bentuk tablet. Sebab, buah pala juga mengandung zat myritisin dan safrol yang menyebabkan kantuk.
"Untuk itu zat myritisin dan safrol harus dibuang, diperlukan teknik ekstraksi secara farmasi untuk memisahkan zat tersebut," ujar Keri, seperti dilansir situs Unpad, Selasa (2/10/2012).
Keri pun berhasil membuat obat antidiabetes dari ekstrak biji pala tersebut. Dia bertutur, hasil uji fase 1 menunjukkan, kadar gula penderita diabetes yang mengonsumsi tablet ekstrak biji pala yang sudah dibuang myritisin dan safrolnya terlihat membaik, meski dalam persentase yang berbeda-beda. Sementara, efek tablet ini bagi orang sehat adalah memberikan vitalitas yang lebih baik.
Wanita berjilbab ini memulai penelitian ekstrak biji pala sebagai obat antidiabetes sejak 2008 lalu saat dia masih menempuh studi S-2. Hidup di lingkungan keluarga penderita diabetes pun membuat Keri kian termotivasi membuktikan khasiat buah dan biji pala mengobati diabetes.
Ketertarikan Keri pada diabetes sendiri sudah muncul sejak dia baru masuk studi S-1. Keinginan memberikan pengobatan bagi keluarga adalah motivasi awalnya mempelajari lebih jauh khasiat buah pala. Keri kemudian berkesempatan melakukan riset bersama dengan Yonsei University Korea. Penelitian ini menemukan aktivitas ekstrak biji pala sebagai agonis ganda PPAR alfa dan PPAR gamma yang berpotensi mengobati diabetes. Penelitian panjangnya pun dimulai dari sini.
Meski hasil penelitian Keri untuk pembuatan dan penggunaan ekstrak biji pala sebagai anti hiperglikemik, untuk obat antidiabetes pada pasien diabetes tipe 2 mendapatkan hak paten pada 2010 dengan nomor P00201000179, Keri tidak berhenti meneliti. Buah dan biji pala masih menjadi fokus penelitiannya pada studi doktoral (S-3).
Pada 2011, Keri melakukan uji toksisitas sub kronik dan modifikasi ekstrasi dan formulasi. Penelitian tahap selanjutnya pun menghasilkan ekstrak biji pala yang bebas myritisin dan safrol. Kemudian, pada April 2012, Keri mendapatkan Hak Paten atas sedian bahan untuk obat anti dislipidemik menggunakan ekstrak biji pala (Myristica fragrans .Hout) dan metode pembuatannya (P00201100949).
Keri terus melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi formulasi sediaan yang tepat. Keri juga melakukan uji preklinik dan uji klinik untuk mengetahui aktivitas ekstrak biji pala setelah diformulasi, untuk memastikan bahwa formula tersebut tetap stabil sampai ke tangan konsumen. Selain itu, Keri pun menggandeng perusahaan farmasi untuk memproduksi sediaan ekstrak biji pala sebagai neutraseuticael dan antidislipidemik.
Meski ekstrak biji pala terbukti berkhasiat mengobati diabetes, menurut Keri, penatalaksanaan diabetes sendiri biasanya menggunakan dua pilar, yakni terapi nonfarmakologis dan farmakologis. "Pengobatan untuk penderita diabetes melalui tablet ekstrak biji pala itu tergantung dari variasi individunya, terutama dalam menjaga pola makan dan pola hidup," imbuhnya.(rfa)
Sumber: Okezone
MAAF, saat ini kolom komentar sudah tidak bisa berfungsi dengan baik karena adanya perubahan struktur kode pada template blog ini.
==================================
Silahkan berikan komentar Anda di laman ini.
Tautan (live links) spam dalam komentar akan terhapus secara otomatis.
Jika ingin menyisipkan tautan silakan gunakan tag: <i rel="URL">URL ANDA</i>
Untuk menyisipkan judul, gunakan tag <b rel="h3">TEKS JUDUL ANDA DI SINI</b>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">Tulis URL GAMBAR Anda di sini </i>
Untuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="code">Tulis KODE ANDA di sini</i>
Kode yang panjang bisa menggunakan tag <i rel="pre"> KODE PANJANG di sini</i>
Untuk menciptakan efek tebal gunakan tag <b>TEKS TEBAL ANDA DI SINI</b>
Untuk menciptakan efek tulisan miring gunakan tag <i>TEKS MIRING ANDA DI SINI</i>